Dari Startup Teknologi ke Bisnis F&B Warmindo: Cerita Memanfaatkan Peran Seorang Product Manager

Ketika kita mendengar gelar “Product Manager” (PM), pikiran kita mungkin langsung tertuju pada dunia startup teknologi, aplikasi seluler, atau platform digital. Tetapi apa yang terjadi ketika seorang PM dari latar belakang teknologi memutuskan untuk menerapkan keahliannya di dunia F&B, khususnya di sebuah warung mie instan atau lebih dikenal dengan “Warmindo”? Berikut adalah kisah nyata dari seorang PM yang melakukan transisi tersebut.

Mengenal Pelanggan dengan Lebih Dekat

Sebagai PM di sebuah startup teknologi, saya terbiasa melakukan riset pasar untuk memahami kebutuhan dan keinginan pengguna. Saat masuk ke dunia Warmindo, prinsip yang sama tetap saya terapkan. Dengan melakukan wawancara dan survei, saya berhasil memahami selera pelanggan dan apa yang mereka cari dalam sebuah mangkuk mie instan.

Contoh: Memberikan kuesioner atau survey kepada setiap pelanggan yang datang, berisi pertanyaan tentang preferensi rasa, topping favorit, dan frekuensi kunjungan.

Optimasi Proses dan Efisiensi

Di dunia startup, efisiensi adalah segalanya. Begitu pula di Warmindo. Dengan menerapkan prinsip-prinsip lean startup dan metodologi agile, saya mengoptimalkan proses persiapan bahan, mempersingkat waktu tunggu pelanggan, dan meningkatkan throughput penjualan.

Contoh: Menyadari bahwa proses memasak telur memerlukan waktu yang lama, dalam periode waktu tertentu kami memutuskan untuk memasak telur dalam jumlah besar di awal hari, lalu menyimpannya dalam kondisi hangat untuk meningkatkan kecepatan pelayanan.

Mengadopsi Teknologi

Saya memperkenalkan beberapa teknologi untuk meningkatkan operasi Warmindo, seperti sistem POS yang terintegrasi dengan aplikasi pembayaran digital, serta aplikasi pemesanan online. Hal ini tidak hanya meningkatkan efisiensi, tetapi juga memperluas jangkauan pasar dan mengurangi kesalahan pemesanan.

Contoh: Mengimplementasi dan integrasi GoBiz – Shopee Food – Grab Food, memudahkan transaksi dan mengurangi kesalahan dalam pencatatan keuangan.

Membangun Budaya Feedback

Sebagai PM, saya memahami betapa pentingnya feedback untuk perkembangan produk. Oleh karena itu, saya mendorong pelanggan untuk memberikan ulasan dan saran, dan memastikan tim Warmindo menerima, merespons, dan beradaptasi dengan feedback tersebut.

Contoh: Setiap minggu, tim mengumpulkan feedback dan mendiskusikannya. Seorang pelanggan menyarankan penambahan saus pedas sebagai opsi, dan kami memutuskan untuk mengujinya pada minggu berikutnya.

Pengembangan Produk dan Penawaran

Berbekal data dan wawasan dari pelanggan, saya mulai mengeksplorasi variasi menu, seperti penambahan topping dan varian rasa baru. Sebuah pendekatan iteratif yang sering diterapkan di dunia startup, tetapi ternyata efektif juga di dunia F&B.

Contoh: Setelah melihat tren kekinian di media sosial, kami memutuskan untuk menambahkan varian mie dengan topping.

Kesimpulan

Pengalaman sebagai Product Manager di startup teknologi ternyata sangat berharga saat diterapkan di bidang yang sepertinya berbeda seperti F&B. Metodologi, prinsip, dan fokus pada pelanggan menjadi kunci sukses dalam meningkatkan pengalaman pelanggan, efisiensi operasional, dan inovasi produk di Warmindo.

Saya percaya bahwa keterampilan dan pengetahuan tidak terbatas pada satu industri atau domain. Dengan kesediaan untuk belajar dan beradaptasi, seorang profesional dapat membawa perubahan positif ke mana pun mereka pergi.

Dengan menerapkan langkah-langkah konkret dan memanfaatkan feedback dari pelanggan, seorang Product Manager dengan latar belakang teknologi dapat membawa inovasi dan peningkatan kualitas ke Warmindo. Selama kita terbuka untuk belajar dan beradaptasi, setiap industri menawarkan peluang untuk pertumbuhan dan inovasi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *